ISI Denpasar | Institutional Repository

JEMBLUNG : MUSIK MULUT ALA BANYUMASAN

Sap, tono (2004) JEMBLUNG : MUSIK MULUT ALA BANYUMASAN. Bheri (JURNAL ILMIAH MUSIK NUSANTARA), 3 (1). p. 1. ISSN 1415-6508

[img]
Preview
PDF (JEMBLUNG : MUSIK MULUT ALA BANYUMASAN) - Published Version
Download (343kB) | Preview

Abstract

Suara manusia, merupakan medium tertua dalam sejarah perkembangan musik Dunia. Sebelum ditemukannya berbagai macam bentuk dan jenis instrument musik, “suara” sudah lama dipergunakan oleh umat manusia sebagai salah satu media komunikasi. Artikel singkat ini mencoba memberikan informasi tentang Jemblung, salah satu genre musik mulut sebagai media ungkap utama. Jenis musik ini berkembang di daerah Banyumas, Jawa Tengah. Fokus dari tulisan ini adalah mencoba melihat keunikan musik Jemblung dalam pertunjukannya di daerah Banyumas. Data-data diperoleh melalui referensi dari berbagai buku khususnya yang membicarakn tentang seni budaya Banyumas. Di samping itu, untuk keperluan tulisan ini juga dilakukan pengamatan secara langsung (observasition) terhadap pertunjukan Jemblung di daerah Banyumas dan melakukan wawancara dengan tokoh/seniman Jemblung. Hasil yang diperoleh menunjukan, Jemblung dapat dikategorikan sebagai musik vokal namun secara karakteristik memiliki perbedaan dengan jenis musik vokal pada umumnya. Salah satu keunikan dari pertunjukan musik Jemblung, terletak pada iringan musiknya. Pada masa dahulu, pertunjukan musik Jemblung pernah diiringi dengan instrument gamelan (gamelan bambu). Dalam realitasnya sekarang musik pengiring pertunjukan Jemblung semuanya dilahirkan lewat suara mulut dengan menirukan suara/irama yang terdapat pada gamelan. Keunikan lain dari pertunjukan Jemblung adalah selalu disediakannya makan ringan (jajan pasar) yang secara tidak langsung menjadi bagian dalam pertunjukan. Dalam pertunjukannya, para pemain/musisi bebas mengambil dan menyantap makanan sesukanya sambil diiringi dengan aksentuasi dari musik (dimainkan dengan mulut). Tingkah laku tersebut (makan sambil main musik) tidak menjadi beban bagi pemain/musisi apakah sesuai dengan kaidah-kaidah etika dan estetika. Oleh karena itu, sebagian masyarakat sering menyebut dalang Jemblung dengan “Dalang Gila”.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Journal > Bheri Journal
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 29 Dec 2010 07:06
Last Modified: 29 Dec 2010 07:06
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/369

Actions (login required)

View Item View Item