T., Haryanto
(2004)
HEGEMONI : SALAH SATU PELAKSANAAN ESTETIS PADA KESENIAN.
Bheri (JURNAL ILMIAH MUSIK NUSANTARA), 3 (1).
p. 1.
ISSN 1415-6508
Preview |
|
PDF (HEGEMONI : SALAH SATU PELAKSANAAN ESTETIS PADA KESENIAN)
- Published Version
Download (262kB)
| Preview
|
Abstract
Hegemoni merupakan sebuah konsep/paradisgma pertama yang dipopulerkan aoleh Antonio Gramsci. Dipergunakan sebagai suatu determinan “bukan ekonomi” dari sejarah. Determinan itu mempertahankan, melembagakan, melestarikan kekuasaan, menggerogoti secara terus-menerus, melemahkan dan meniadakan potensi tanding kekuatan lawan. Konsep hegemoniGramsci membedakan konsep hegemoni dengan “kekuatan” (force). Kekuatan meliputi penggunaan daya paksa untuk membuat orang banyak mengikuti dan mematuhi syarat-syarat suatu cara produksi tertentu. Hegemoni meliputi, peluasan dan pelestarian ‘kepatuhan aktif’ dari kelompok-kelompok yang didominasi oleh kelas yang berkuasa lewat penggunaan kepemimpinan, inteletual, moral dan politik. Hegemoni, berawal dari hegemonitas selera yang dibangun oleh penguasa-penguasa (terutama penguasa kesenian, bukan ‘penjaga kesenian’). Homogenitas selera atau pemaksaan selera dalam kesenian selalu menimbulkan curiga, bahwa upaya selera menjadi homogen dan datang dari struktur, sebuah apologia yang berlindung dibalik kata-kata bijak, gagah, estetis, kemanusiaan, kebebasan, demi negara, dan keadilan. Padahal dibalik itu tersembunyi niat menguasai, mempertahankan hegemoni, dan menumbuhsuburkannya.
Actions (login required)
|
View Item |