ISI Denpasar | Institutional Repository

Desa Tenganan Pegringsingan I

I Ketut, Darsana (2010) Desa Tenganan Pegringsingan I. Artikel Bulan Oktober, 10. p. 1.

[img]
Preview
PDF (Desa Tenganan Pegringsingan I) - Published Version
Download (67kB) | Preview

Abstract

Di Bali banyak ditemukan desa–desa unik, terutama sekali desa – desa yang jauh berada di pegunungan dan penduduknya berasal dari jaman Bali kuna, seperti Halnya desa Tenganan Pegeringsingan daerah Kabupaten Karangasem. Banyak keunikan–keunikan yang dimiliki oleh desa ini seperti halnya tempo dulu dikenal kawin masal, tradisi upacara, penguburan mayat, bentuk rumah, gotong–royong dan sebagainya. Berdasarkan cerita rakyat dari desa Bedulu, Gianyar, bahwa Desa Tenganan Pegringsingan erat kaitannya dengan Desa Bedulu. Dikatakan sebagian besar penduduk yang ada di Tenganan Pegringsingan sekarang berasal dari Bedulu. Mereka mengungsi ke Tenganan yang sekarang ka-rena tahun 1343 masehi diserang oleh kerajaan Majapahit. Memang hu-bungan tersebut masih nampak sampai sekarang, bila ada piodalan di Bedulu, banyak warga Tenganan Pagringsingan yang melakukan persem-bahyangan ke sana, demikian juga sebaliknya. Desa Tenganan Pegringsingan terletak pada ketinggian 70 meter dari atas permukaan air laut. Suhu rata – ratanya 28 Derajat Celsius pada musim kemarau. Desa ini termasuk Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dengan jarak lebih kurang 17 km dari kota Amlapura, dan 16 km dari kota Denpasar. Letak desa yang agak masuk ke dalam dari jalan raya memberi kesan desa yang terpencil dari keramaian lalu lintas. Na-mun demikian untuk masuk ke desa Tenganan Pagringsingan dapat dica-pai dengan segala jenis kendaraan bermotor, walaupun hanya sampai pada pinggiran desa. Desa adat Tenganan memiliki batas wilayah sebagai berikut : -Di sebelah Barat adalah desa Ngis ; - Di sebelah Utara adalah desa Macang dan Bebandem ; - Di sebelah Timur adalah desa Bungaya ; desa Asak, dan desa Timrah ; dan Di sebelah Selatan adalah desa Pasedahan. Luas tanah desa Tenganan adalah 1.034 Ha dengan rincian : tanah tegalan 499,74 Ha ; tanah pertanian 243,315 Ha ; tanah laba pura 95,825 Ha ; tanah perkampungan 80.000 Ha ; tanah kuburan 40.000 Ha ; tanah kolam 0,030 Ha ; dan lain – lain 75.090 Ha. Keadaan yang memberi kesan keterpencilan dari desa ini selain hu-bungan jalan tadi adalah letak desa yang berada diantara dua perbukitan yaitu bukit kangin (timur) dan bukit kauh (barat) sedangkan di bagian hulu desa yaitu di sebelah utara adalah pegunungan dengan demikian sebuah lembah yang memanjang dan diapit oleh dua bukit dan satu gunung merupakan lokasi desa Tenganan Pagringsingan yang terdiri dari tiga banjar adat. Desa Tenganan Pegringsingan mengalami beberapa musim yakni musim hujan antara bulan Oktober sampai April dan musim kemarau dari bulan April sampai Oktober. Keadaan ini mamberi ciri pada kehi-dupan hutan tropik yang tumbuh di kedua bukit dan gunung yang mengapit desa itu. Pada daerah bukit itu hidup bermacam–macam pohon yang meng-hasilkan kayu atau rumah–rumah antara lain kayu nangka (tewel), kayu kutat, kayu jati (teges), kayu yangke, dan berjenis–jenis bambu, selain itu tumbuh pula pohon yang buahnya dapat dimakan seperti : pohon durian, manggis, mangga, kelapa, teep, jambu, enau yang menghasilkan nira (tuak). Binatang ternak yang dipelihara oleh penduduk desa Tenganan Pegringsingan antara lain : ayam, itik, kambing, babi, anjing, kucing, ker-bau dan berkeliaran di desa itu merupakan milik desa yang dipotong setiap ada upacara Ngusaba (satu tahun sekali). Hampir sebagian besar binatang dan ternak dipelihara untuk ba-han konsumsi terutama pada saat upacara. Anjing dan kucing merupakan binatang peliharaan yang fungsinya sebagai penjaga rumah. Anjing biasa-nya dianggap sebagai binatang yang bisa menjaga rumah dengan cara tidur pada pintu keluar masuk halaman rumah. Setiap ada orang lain yang ingin masuk, anjing itu langsung menggonggong. Tuan rumah akan mengerti bahwa ada tamu yang datang. Jadi anjing di desa Tenganan Pe-gringsingan berfungsi sebagai bel untuk tuan rumahnya, sedangkan ku-cing juga dianggap sebagai penjaga rumah.untuk mengusir tikus. Setiap rumah tangga di sini menyimpan padi untuk bahan makanan utama dan tikus sering merusak padi–padi itu. Dengan adanya kucing, tikus itu bisa terusir tanpa memerlukan alat–alat yang canggih. Mata pencaharian hidup yang umum dilakukan oleh masyarakat desa Tenganan Pegringsingan adalah sebagian besar sebagai petani, ke-mudian ada pegawai, buruh/tukang dan lainnya. Dipandang dari struktur geografis, wilayah desa Tenganan Pe-gringsingan terletak pada lembah yang diapit oleh dua bukit dan satu gunung di bagian utara. Kedua bukit yang oleh penduduk setempat disebut dengan bukit kangin (terletak di bagian timur) dan bukit kauh (di sebelah barat) merupakan daerah yang amat subur. Bahkan boleh dika-takan hampir sebagian besar dari kebutuhan hidup penduduk berasal dari kedua bukit tersebut. Menyadari akan hal itu, maka sejak zaman dulu telah disepakati semacam undang–undang yang disebut awig–awig desa yang bertujuan membatasi tindakan pada perusakan hutan pada bukit–bukit tersebut. Adapun isi dari undang–undang tersebut antara lain, larangan memetik buah – buahan seperti buah durian, buah kemiri, buah pangi. Larangan tersebut juga diikuti oleh sanksi yang ketat bagi pelanggarnya.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 11 Jan 2011 07:18
Last Modified: 11 Jan 2011 07:18
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/454

Actions (login required)

View Item View Item