ISI Denpasar | Institutional Repository

BUKU: Kosarupa Bali Kumpulan Istilah, Artefak, Gerakan, dan Tokoh

I Wayan, Setem (2021) BUKU: Kosarupa Bali Kumpulan Istilah, Artefak, Gerakan, dan Tokoh. PRASASTI. ISBN 978-623-96944-6-3

[img] PDF (BUKU: Kosarupa Bali Kumpulan Istilah, Artefak, Gerakan, dan Tokoh)
Download (62MB)

Abstract

Puja dan puji syukur, dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga buku Kosarupa Bali: Kumpulan Istilah, Artefak, Gerakan, dan Tokoh, bisa terselesaikan sesuai harapan. Buku ini dimaksudkan sebagai upaya menginventarisasikan beragam kosakata kosarupa yang terdapat dalam konsep, estetika, makna, alat, bahan, proses pembuatan, artefak, tokoh, dan regenerasi seni rupa Bali. Seni rupa yang merupakan perkembangan pikiran kreatif melahirkan peran-peran baik dalam bentuk artefak seni (rupa) maupun berupa pemikiran-pemikiran yang dapat mempunyai kaitan-kaitan tertentu dengan unsur-unsur kebudayaan lain, ia bisa berkait erat dengan agama, mata pencaharian, tata masyarakat, dan seterusnya. Kekayaan seni rupa Bali juga dapat dibentangkan berdasarkan keragaman gendre dua dimensi hingga tiga dimensi, dari fungsional hingga nonfungsional, sakral hingga profan, dari pernyataan kolektif hingga pernyataan pribadi, dari material tradisional hingga material modern. Adapun sebagai sub-sistem, seni rupa mengandung berbagai unsur yang saling berkait yakni ada konsep keindahan yang menjadi arahan, ada teknik yang dicari, disebarkan dan dikembangkan untuk memberi bentuk kepada konsep-konsep keindahan, ada seniman/undangi/sangging yang mengelola pembuatan karya-karya seni, ada sistem penularan keahlian, teknik, fungsi, dan kosarupa-kosakata. Masing-masing unsur tersebut dapat menjadi bahan tulisan buku Kosarupa Bali. Buku ini merupakan kumpulan istilah-istilah (leksikon) seni rupa Bali yang dihimpun dari berbagai sumber dengan metode kajian pustaka dan lawatan sejarah dengan mengunjungi situs (a trip to historical sites) ke tempat-tempat bersejarah (pura, puri/keraton, geria, cagar budaya, museum, monumen, sangging, dan sentra-sentra kerajianan) di seluruh Bali. Ada tiga hal terkait seni rupa yang menjadi fokus penulisan. Hal kesatu, mengenai istilah-istilah bahasa yang beragam, istilah teknik dalam proses berkarya, konsep/aliran ideologi, ruangruang presentasi, dan peristiwa-peristiwa seni rupa Bali. Semisal istilah teknis berkarya seni rupa tradisional Bali terdapat istilah-istilah sangat beragam yang berbentuk 1) kata dasar, dapat diklasifikasikan menjadi istilah berkelas kata nomina, berkelas kata adjektiva, berkelas kata verba. Berdasarkan banyaknya suku kata yang membangun kata dasar ditemukan juga kata dasar bersuku satu, bersuku dua, bersuku tiga, dan bersuku empat. 2) Istilah berbentuk kata turunan yang terdiri atas istilah berafiks yakni istilah berprefiks, istilah berinfiks, istilah bersufiks, istilah berkelas kata nomina, istilah berkelas kata verba, istilah berkonfiks, istilah berklofiks, berbentuk kata ulang dan kata majemuk, berbentuk frasa, serta istilah berbentuk klausa. Hal kedua, mengenai artefak-artefak seni rupa dari zaman ke zaman yang masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya baik pada bangunan suci pura, puri, geria, relief, arca, perlengkapan dan sarana upacara merupakan warisan intangible yang bersifat tangible. Begitu juga kebanyakan karya seni mempunyai pakem yang sering kali berdasarkan atas hal-hal yang suci atau keramat. Hal ini dikarenakan pandangan masyarakat Bali bersifat religius. Oleh sebab itu menjadikan jelas bahwa karya seni rupa Bali tidaklah sekadar bentuk semata, tetapi benar-benar sebagai sebuah hasil karya seni yang penuh makna dan perlambang, serta sekaligus merupakan bagian yang menyatu dengan hidup dan kehidupan manusia. Kehadirannya tidak pernah sebagai unsur yang lepas berdiri sendiri, melainkan selalu bersatu dengan lingkungan dalam arti yang luas. Menurut alam pikiran Bali, yang dimaksud dengan keindahan yaitu rasa dan sikap seseorang (masyarakat) yang serasi, seimbang, selaras dan harmonis terhadap sesuatu barang. Misalnya, dalam teknik menghias bangunan tradisional Bali bukan hanya keindahan pola, komposisi, tata warna, ornamen, pepalihan yang diperhatikan, tetapi yang lebih penting adalah filosofi penempatan yang mengandung pengertian dalam kejiwaan yang mencerminkan balance cosmology, yaitu keharmonisan dan keseimbangan manusia dengan alam dan Tuhannya. Seni idealnya secara seimbang mencerminkan nilai satyam (kebenaran), shiwam (kesucian), sundharam (keindahan). Suatu karya seni, seyogyanya tidak hanya mengedepankan nilai-nilai keindahan, apa pun batasannya, melainkan juga harus tetap memperhatikan nilai-nilai kebenaran dan kesucian. Dengan demikian, khususnya karya seni rupa tradisional pada dasarnya merupakan bentuk yang mempunyai ikatanikatan, pola-pola, yang sebelumnya digariskan terlebih dahulu oleh generasi sebelumnya, yang diwariskan secara turun-temurun. Jadi semacam benang emas yang menjulur terus dari zaman yang satu ke zaman yang lain yang tidak pernah putus-putusnya, bahkan terus memanjang tumbuh menembusi ruang waktu yang akan datang. Hal ketiga, perkembangan seni rupa di Bali tidak bisa lepas dari peran dan jasa-jasa para tokoh yang telah banyak berkontribusi demi keberlangsungan hidup seni dan budaya di Pulau Dewata. Di antara beberapa hal penting yang menjadi fokus sajian terhadap para tokoh ini adalah identitas dan latar belakang, pendidikan, kiprahnya di masyarakat, sumbangan karya dan atau pemikiran mereka, serta penghargaan yang pernah diterima. Terselesaikannya buku ini yang berisikan lebih dari 891 entri ini adalah berkat adanya dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu terlaksananya penerbitan buku ini. Kepada pimpinan museum, gallery, pustakawan, seniman, sangging, undagi, pengerajian, pengelisir pura dan puri yang telah memberikan informasi-informasi kunci. Kepada pihak-pihak lainnya, yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, yang juga telah memberikan dukungan sepanjang proses penulisan dan penerbitan buku ini. Disadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran para pengguna dan pembaca buku ini sangat diharapkan. Akhirnya, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, besar harapan saya semoga buku ini dapat dipetik manfaatnya sebagai referensi bagi seluruh stakeholder, khususnya akademisi seni, praktisi seni, dan pengamat seni. Denpasar, Mei 2021 I Wayan Setem

Item Type: Book
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: UNSPECIFIED
Depositing User: Jayasemadi
Date Deposited: 10 Jan 2022 15:17
Last Modified: 10 Jan 2022 15:17
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/4569

Actions (login required)

View Item View Item