ISI Denpasar | Institutional Repository

Musik Kelambut Identitas Etnis Papua di Sentani

I Wayan, Rai. S (2021) Musik Kelambut Identitas Etnis Papua di Sentani. PUSAT PENERBITAN LP2MPP INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR.

[img] PDF (Musik Kelambut Identitas Etnis Papua di Sentani)
Download (3MB)

Abstract

Kata Pengantar Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas Asung Kertha WaranugrahaNya, penyusunan buku berjudul “Musik Kelambut, Identitas Etnis Papua di Sentani’ dapat diselesaikan. Buku ini merupakan hasil penelitian tentang eksistensi musik Kelambut sebagai bagian dari seni budaya masyarakat Papua yang ada di Sentani, Jayapura. Ketertarikan penulis pada Kelambut dimulai ketika acara Seminar pendirian Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Tanah Papua yang dilaksanakan di Gedung Sasana Krida, Kantor Gubernur Papua, pada tanggal 23 November 2012. Upacara pembukaan seminar itu ditandai dengan pemukulan dua buah Kelambut. Setiap instrument dimainkan oleh dua orang yaitu Kelambut pertama dimainkan oleh Plt. Gubernur Papua, Bpk. Ir. Constant Karma bersama wakil dari Ditjen Dikti, Kemdikbud; sedangkan Kelambut yang kedua dimainkan oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA. bersama Kadis Pendidikan Papua, Dr. James Modouw. Pengalaman memainkan Kelambut untuk pertama kalinya pada saat pembukaan seminar itu mendorong penulis semakin kuat untuk meneliti instrumen musik khas Sentani ini secara lebih mendalam. Selanjutnya, di sela-sela kesibukan sebagai Rektor ISBI Tanah Papua (2014-2020), apabila ada waktu luang selalu dimanfaatkan untuk meneliti Kelambut di Sentani, Jayapura. Sesuai dengan latar belakang keilmuan penulis sendiri maka pengkajian tentang Kelambut di Sentani dilakukan dalam perspektif Etnomusikologi. Dalam hubungan ini kajian tentang Kelambut ditekankan pada studi tentang musik itu sendiri (interms of itself) dan fungsinya dalam konteks sosial budaya masyarakat pendukungnya (its socio-cultural context). Hasil dan temuan dari penelitian ini disajikan dalam lima bab sebagai berikut. Pada Bab 2 diketengahkan tentang Etnografi Kabupaten Jayapura. Di dalamnya berisi gambaran wilayah Kabupaten Jayapura, deskripsi tentang sekilas sejarah Kabupaten Jayapura dan gambaran penduduk Kabupaten Jayapura. Diuraikan pula tinjauan historis masyarakat Sentani serta kehidupan religi masyarakat Sentani. Topik inti buku ini adalah tentang keberadaan musik Kelambut di Sentani. Untuk itu pada Bab 3 dibahas musik Kelambut sebagai identitas etnis Papua di Sentani. Di dalamnya diuraikan Kelambut sebagai objek Etnomusikologi, serta penjelasan lebih rinci perihal eksistensi musik Kelambut di Sentani. Sebagai bagian dari seni budaya Papua, dewasa ini keberadaan musik dihadapkan kepada ‘persaingan esksistensi seni-budaya global’ pada era revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, dalam Bab 4 disajikan sub bahasan yang mengulas upaya merawat dan mengembangkan Kelambut di Era Global. Di dalamnya dideskripsikan lebih lanjut musik Kelambut dalam Festival Danau Sentani (FDS), pengembangkan musik Kelambut pada era global, serta langkah strategis dalam pengembangan musik Kelambut. Buku ini tidak akan pernah tersusun tanpa dukungan berbagai pihak. Untuk itu, ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Ni Made Ruastiti, SST., MSi. yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran sebagai editor dari buku ini, teman sejawat di lingkungan ISBI Tanah Papua, di antaranya Dr. Yunus Wafom, Dr. Don A.L. Flassy, Yanes Koyari, S.Sn., Veronika Lisorante Samban, Aprylin C. Simatupang, Raja Frans, Dalid Purba, Ida Bagus Surya Pradantha, SSn. MSn., Syafiuddin, M.Sn. Beribu terimakasih, saya sampaikan juga kepada teman-teman seniman Papua seperti Pilo Modouw (informan kunci dalam penelitian Kelambut ini), Olof Marwery, Daud Wally, Agus Ohee, Erick Rumbrawer, Hendrik Baransano, Alfred Mofu, dan Darlene Litaay. Secara khusus penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada sdr. Hengky Yarangga yang sangat setia menemani penulis “berpetualang” di bumi Cendrawasih selama enam tahun lebih (14 Oktober 2014 – 8 Desember 2020). Dukungan yang luar biasa juga datang dari Bp. Komang Alit Widana (Ketua PHDI Papua), Ida Bagus Suta Kertya (Ketua PHDI Jayapura), para Sulinggih dan seluruh semeton penyungsung Pura Agung Surya Bhuvana, Jayapura. Penghargaan dan ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bp. Drs. I Gusti Made Sudarmika (Kepala Balai Arkeologi Papua), Mas Hari Suroto (peneliti Balai Arkeologi Papua), Ibu Dessy Usmani (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya, Papua), I Made Suda (staf BPNB) Papua; Ricky Irawan, S.Sn., M.Sn., Arya Pageh Wibawa, ST., M.Ds. (ISI Denpasar). Tak ketinggalan pula motivasi yang luar biasa datang dari the Sadguna’s (Nini Ceyi, Degus, Dikla, Omang, Makyu, Satya, Ajus, dan Ayu Dyah). Kepada temanteman yang lain yang tak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terimakasih. Semuanya telah berkenan memberi motivasi, informasi dan data lapangan sehingga proses penelitian dan penyusunan buku ini bisa dilaksanakan. Tiada gading yang tak retak, begitu pula format dan isi buku ini yang belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu, bilamana ada saran, kritik dan masukan dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini lebih lanjut penulis akan terima dengan senang hati dan lapang dada. Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini ada manfaatnya baik secara teoritis maupun praktis dalam upaya pengembangan musik Kelambut pada khususnya serta pelestarian dan pengembangan seni-budaya masyarakat Papua pada umumnya. Semoga dunia ini dapat kita tundukkan dengan kebenaran, kesucian, dan keindahan (Satyam, Siwam, Sundaram). Denpasar, 6 Agustus 2021

Item Type: Book
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Document
Depositing User: Jayasemadi
Date Deposited: 15 Dec 2022 04:51
Last Modified: 15 Dec 2022 04:51
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/5048

Actions (login required)

View Item View Item