I Wayan, Setem (2009) KARYA SENI MONUMENTAL: “Perkawinan”. In: Pameran Tunggal “Manunggaling Kala Desa: Melintas Fenomena Ruang dan Waktu“. ISI Denpasar, Sangkring Art Space, Nitiprayan RT. 1 RW. 20 No. 88 Ngastiharjo Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
PDF (KARYA SENI MONUMENTAL: “Perkawinan”)
Download (462kB) |
Abstract
Berangkat dari pengamatan terhadap lingga-yoni dan setelah mendalaminya maka muncul gagasan tentang ”Manunggaling Kala Desa, Melintas Fenomena Ruang dan Waktu dalam Penciptaan Seni Lukis” sebagai tema. Yang ingin saya cermati di sini ialah sudut-sudut psiko-antropologisnya pada lingga-yoni. Telaahnya hendaknya dipandang sebagai upaya pembacaan kembali/reinterpretasi atas simbol lingga-yoni untuk ditawarkan pada seni lukis. Persepsi saya terhadap lingga-yoni terkaitkan dengan manunggaling kala desa tidak semata-mata diartikan sebagai kualitas pengindraan, tetapi mengandaikan proyeksi diri atas nilai-nilai dengan melibatkan interpretasi. Persepsi saya dapat menghayati lingga-yoni menjadi bermakna, sehingga dapat menyadari hubungannya dengan ruang (desa) dan waktu (kala). Persepsi tidak semata- mata ditujukan kepada pencapaian pengetahuan kognitif semata, tetapi membawa muatan pada feeling yang berkaitan dengan nilai-nilai, seperti nilai estetik, nilai moral, dan nilai religius. Pada konteks itulah, saya menempatkan eksplorasi kreatif penciptaan karya seni lukis sebagai upaya refleksi kritis melintas fenomena ruang dan waktu dengan tajuk ”manunggaling kala desa”. Di dalam ketegangan kreatif serupa itu saya ingin mengkritisi kondisi Bali yang telah menjadi ajang “pertempuran” berbagai ideologi akibat globalisasi. Manunggal secara teknis melukis juga berarti menggabungkan unsur-unsur/elemen-elemen seni rupa, media berbeda serta beragam teknik menjadi satu kesatuan yang harmoni. Semakin jelaslah, bahwa azas fragmentaris merupakan fondasi dari entitas yang diwujudkan. Di samping itu diperlukan kemampuan menata segenap unsur rupa tidak saja di dalam kepentingan hukum komposisi, melainkan pula pada kepentingan makna dan ekspresi. Dalam pembentukan menggali dan aspek memanfaatkan nilai-nilai probabilitas dari berbagai aspek dan yang terkait dengan aspek visual maupun teknik artistik lainnya serta representasi konsep estetikanya. Dengan menggali dan membuka berbagai kemungkinan mampu memunculkan gagasan, imajinasi dan berbagai pencitraan yang bersifat simbolik dan metaforik dalam kerangka untuk melahirkan jati diri/keunikan. Proses penciptaan karya seni lukis ini difokuskan pada pendekatan hermeneutik yaitu dengan melakukan pengamatan, pencermatan terhadap tanda-tanda, dan menafsirkannya atau menginterpretasi dengan pemaknaan terhadap subyect matter dengan jukstaposisi dan sintesis. Dalam perwujudannya ke dalam karya seni lukis, kajian estetik sebagai suatu pendekatan yang utama berkaitan dengan tujuan penciptaan. Kata-kata kunci: lingga-yoni, manunggal, kala desa, ruang, dan waktu.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NX Arts in general |
Divisions: | Document |
Depositing User: | Jayasemadi |
Date Deposited: | 05 Jun 2023 02:23 |
Last Modified: | 05 Jun 2023 02:23 |
URI: | http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/5383 |
Actions (login required)
View Item |