Kadek, Suartaya
(2011)
Oleg Tamulilingan, Tari Cinta Kasih Bali.
Artikel Bulan Januari (2011), 2 (1).
p. 1.
Abstract
Dua istilah dalam bahasa Bali, oleg (goyang) dan tamulilingan (kumbang), digabungkan untuk menyebut sebuah cipta seni tari yang lahir pada tahun 1952. Tak disangka, tari yang bertutur tentang sepasang kumbang, jantan dan betina, yang sedang menjalin asmara di sebuah taman bunga itu, masih mempesona hingga hari ini. Oleg Tamulilingan, tari duet buah kreasi dan inovasi I Ketut Marya tersebut, dalam perjalanannya, menjadi karya seni pertunjukan monumental yang belum tertandingi hingga kini. Masyarakat Bali seakan tak pernah bosan mengaguminya. Pun, tidak sedikit para gadis Bali yang dengan bangga membawakan gemulai anggun, lenggok si kumbang betina nan ayu ini.
Tengoklah pada Kamis (25/11) malam lalu di Gedung Mario, Tabanan. Beberapa pasang penari Oleg Tamulilingan, sarat antusias adu keperigelan dalam sebuah kompetisi. Luh Kade Pebria Satyani (18 tahun), misalnya, tampak menunjukkan totalitasnya mensinergikan wiraga-wirama-wirasa, bersama pasangannya (kumbang jantan), tampil dengan aura dan gairah berbinar. Begitu juga para penari Oleg yang lainnya, semuanya pentas dengan semangat membuncah. Gereget tersebut, selain digedor oleh motivasi lomba, tampaknya juga digelorakan oleh stimulasi cinta seni budaya luhur bangsa sendiri. Lebih-lebih bagi masyarakat Tabanan, tari Oleg Tamulilingan dan Ketut Marya diusung sebagai salah satu ikon dearahnya. Patung Oleg Tamulilingan dipajang di depan Gedung Mario (diabadikan dari nama Marya yang oleh orang barat disebut Mario).
Actions (login required)
|
View Item |