ISI Denpasar | Institutional Repository

SOSIAL – ARSITEKTUR THAILAND

I Wayan , Eka Laksana Satiaguna (2011) SOSIAL – ARSITEKTUR THAILAND. Artikel Bulan Februari (2011), 2 (2). p. 1.

[img]
Preview
PDF (SOSIAL – ARSITEKTUR THAILAND) - Published Version
Download (111kB) | Preview

Abstract

Sebagai negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa lain tidak menyebabkan Thailand terhindar dari pengaruh yang dapat merubah sosial-kultural negara ini, pengalaman masa lalu dan kebijakan pemerintahan yang terdahulu menyebabkan Thailand secara sadar ikut membuka diri terhadap perubahan terutama dalam memodernisasikan aspek arsitekturnya. Pada artikel sebelumnya tentang Arsitektur Tradisional Thailand penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi fokus perhatian orang-orang Thailand pada jaman sebelum moderenisasi adalah rasa keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran serta rumah sebagai tempat tinggal, sosialisasi, bahkan sebagai tempat pengungsian jika diperlukan pada musim banjir karena iklim tropis yang memberikan hujan yang berlimpah pada musimnya. Namun sekarang kita tidak bisa banyak melihat rumah tradisional Thailand seperti dulu terutama di Bangkok. Masyarakat Bangkok banyak mendapat pengaruh modernisme serta cara mereka menggunakan rumah telah berubah, rumah hanya sebagai tempat untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Perubahan ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Thailand IV dan setelahnya, karena kebijakan tersebut mendatangkan pengaruh modernisme pada bidang arsitekturnya, selain itu kehadiran orang-orang asing ke Thailand dan akhirnya menetap sebagai warga negara juga ikut memberi sumbangsih perubahan, sebut saja Silva Bhirasri dan Jim Thompson yang datang setelah Perang Dunia II. Pada pemerintahan Raja Rama IV ditandatangani perjanjian Bowring pada 18 April 1855 antara Inggris dan Siam (sebelum berubah menjadi Thailand) yang isinya tentang pembebasan pedagang asing di Siam dan ditandatangani oleh Sir John Bowring (Gubernur Hong Kong pada masa itu dan utusan dari Inggris) dan Raja Mongkut (Rama IV). Perjanjian ini memberikan keuntungan berupa kebebasan dan pembebasan pajak bagi pedagang asing serta mengijinkan penempatan Konsulat Inggris di Bangkok dan menjamin perluasan wilayah territorial secara penuh. Berdirinya Mandarin Oriental Hotel atau The Oriental yang merupakan hotel pertama di Thailand karena ditandatanganinya perjanjian Bowring sehingga para pedagang dan utusan yang datang ke Bangkok memerlukan akomodasi yang terletak di tepi laut. Oleh Karena itu kapten Dyers seorang Amerika dan temannya J.E. Barnes mendirikan The Oriental tahun 1879, pendirian hotel ini juga mendapat dukungan dari Pangeran Prisdang Jumsai (Duta Besar I Thailand untuk Amerika masa jabatan 1881-1884).

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 10 Mar 2011 06:44
Last Modified: 13 Apr 2011 05:51
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/679

Actions (login required)

View Item View Item