I Wayan, Mudra
(2011)
Kain Batik Tua, Media Hias Alternatif Produk Gerabah.
Artikel Bulan Maret (2011), 2 (3).
p. 1.
Preview |
|
PDF (Kain Batik Tua, Media Hias Alternatif Produk Gerabah)
- Published Version
Download (95kB)
| Preview
|
Abstract
Kain batik tua atau kain batik habis pakai mempunyai nilai tersendiri bagi orang-orang kreatif. Peningkatan nilai ekonomis, dan estetis benda kriya akan muncul dari pemanfaatan benda-benda yang unik, baik sebagai bahan utama atau hanya sekedar sebagai media hias.
Siapa menyangka kain tua habis pakai yang sudah lusuh dan tidak layak pakai berguna sebagai media hias keramik. Kerap kali kain ini menjadi incaran para pembuat kriya bukan saja untuk media hias keramik, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk lain. Walaupun wujud fisiknya terkesan remeh dan sepele ternyata untuk mendapatkannya tidak mudah. Kain yang sering disebut “kain bekas” di mata perajin ini, sering memberikan kesan kurang baik ditelinga orang seperti kain yang kotor, robek, lusuh dan terkadang menjijikkan. Karena mendengar kata “kain batik bekas” mengisyaratkan kepada orang bahwa kain tersebut adalah kain yang habis dipakai oleh orang tua bahkan nenek, yang badannya kotor dan kurus, keadaannya lusuh, kotor dan berbau tidak sedap karena tidak pernah dicuci. Namun ditangan para perajin justru keadaan ini bisa menjadi nilai tersendiri dalam membuat karya-karya yang unik dan menarik, seperti halnya perajin keramik. Mereka sengaja memang mencari kain bekas untuk media hias. Menjadi pertanyaan kenapa perajin memilih kain bekas bukan kain batik yang baru dengan kondisi yang lebih baik. Pertimbangannya pertama tentu selera konsumen dan yang kedua harganya relatif lebih murah bila dibandingkan dengan kain yang baru, walaupun untuk mendapatkannya terkadang sulit. Dengan pertimbangan bahan lebih murah sehingga akan bisa menekan harga produksi dan meningkatkan harga produk kriya tersebut.
Actions (login required)
|
View Item |