Iyus , Rusliana
(2000)
WAYANG WONG PRIANGAN LATAR BELAKANG KELAHIRANNY.
Mudra (JURNAL SENI BUDAYA), 8.
p. 1.
ISSN 0854-3461
Preview |
|
PDF (WAYANG WONG PRIANGAN LATAR BELAKANG KELAHIRANNY)
- Published Version
Download (5kB)
| Preview
|
Abstract
Sebutan atau nama periangan bukanlah nama lain dari sunda. Sebutan identik dengan jawa barat, tetapi sebutan jawa barat di gunakan untuk menyebut nama wilayah administrasi pemerintahan propinsi. Istilah sunda, tanah sunda , dan tatar sunda digunakan dalam rangka pengertian kebudayaan. Selanjutnya dalam ruang lingkup kebudayaan sunda terdapat sub kebudayaan cirebon, sub kebudayaan banten, dan sub kebudayaan periangan (Edi S. Ekajati, 1995: 12 dan 14) adapun lokasi daerah yang termasuk ke wilayah sub kebudayaan periangan adalah : sukabumi, cianjur, subang, bandung, sumedang , garut, tasikmalaya, dan ciamis. Karena di wilayah periangan umumnya berbahasa sunda, maka terbiasa pula di wilayah ini di sebut sebagai wilayah budaya pasunda.
Kebudayaan meliputi segala kegiatan atau perbuatan manusia. Kini kebudayaan dipandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis, bukan sesuatu yang kaku atau statis. Jadi kebudayaan tidak semata-mata hanya menyoroti hasilnya tetapi juga kegiatanya. Dalam ruang ruang lingkup kebudayaan antara lain termasuk tradisi. Tradisi dapat juga diartikan sebagai pewarisan atau penerusan norma-norma, adat-istiadat, dan kesenian. Mengenai kesenian sunda sebagai salah satu cabang kebudayaan sunda yang lahir dari kedinamisan tata kehidupan yang khas masyarakat banten, yang khas masyarakat cirebon, dan yang khas masyarakat priangan , bisa juga mempunyai sebutan yang khas pula. Untuk itu tidak berlebihan apabila ketiganya disebut sebagai kesenian banten, kesenian cirebon, dan kesenian priangan.
Actions (login required)
|
View Item |