I Gede , Arya Sugiartha
(1999)
GAMELAN PENGABUHAN SEBAGAI “TAMBANG EMAS” DALAM KARAWITAN BALI.
Mudra (JURNAL SENI BUDAYA), 7.
p. 1.
ISSN 0854-3461
Preview |
|
PDF (GAMELAN PENGABUHAN SEBAGAI “TAMBANG EMAS” DALAM KARAWITAN BALI)
- Published Version
Download (10kB)
| Preview
|
Abstract
Tulisan ini mengangkat topik tentang pengaruh gamelan pengabuhan terhadap gamelan-gamelan lainnya di Bali. Masalah ini menjadi menarik,diawali dengan adanya beberapa berita baik lisan maupun tertulis yang menganggap bahwa gamelan pegambuhan adalah nenek moyang dan leluhur gamelan Bali(Bandem, 1988:93, Lontar Aji Gurnita:25a dan 30b). Memang beberapa gamelan Bali seperti Smar Pagulingan,Pelegongan,Bebarongan,Joged Pingitan, mengesankan adanya unsur kesamaan dengan gamelan pegambuhan. Kesamaan-kesamaan tersebut tampak pada masalah fisik dan instrukmentasi, sistem orkestrasi,struktur lagu,penggunaan motif lagu,bahkan tehnik permainan beberapa instrumen. Gamelan Smar Pagulingan bahkan memiliki repertoar lagu yang sebagian besar sama dangan gamelan pegambuhan. Gamelan Kebyar sebagai salah satu karya monumental seniman Bali pada awal abad ke -20, ternyata juga masih mengesankan adanya kesamaan dengan unsur-unsur Pegambuhan.
Sebagai sebuah karya seni,gamelan Pegambuhan selain telah di jadikan obyek penikmatan estetis, juga telah banyak di jadikan obyek studi. Akan tetapi mengapa perngaruh gamelan Pegambuhan terhadap gamelan-gamelan lainnya sedikit sekali mendapat perhatian untuk membuktikan serta mencari jawaban atas penyebabnya. Fenomena ini umumnya di terima begitu saja tergelitik untuk menelusuri lebih jauh dengan harapan untuk menemukan apa yang terjadi dengan konsep perkembangan gamelan Bali di balik pengaruh gamelan pegambuhan tersebut. Sementara ini penulis menduga bahwa perkembangan yang tertahap, dan berkesinambungan dalam perubahan merupakan sebuah konsep yang cukup andal dalam melestarikan dan mengembangkan gamelan Bali. Kalau saja perkembangan gamelan Bali secara radikal sejak masa lampau ,mustahil puluhan perangkat gamelan Bali dari yang tertua hingga terbaru masih hidup subur.
Actions (login required)
|
View Item |