I Nyoman, Astita
(1999)
ASTA WINDU DAN WEWINDON KENDANG PALEGONGAN.
Mudra (JURNAL SENI BUDAYA), 7.
p. 1.
ISSN 0854-3461
Abstract
Tulisan ini mencoba mengangkat aspek teoritis dari teknik permainan kendang palegongan dalam kerawitan Bali. Kendang merupakan instrument penting dalam karawitan Bali, di samping peranannya yang sangat dominan sebagai pamurba irama, kendang dengan pola permainan tunggal maupun berpasangan mempunyai uger-uger, aturan-aturan, idiom-idiom, syntax, dan perhitungan matematis. Dengan demikian untuk menjadi seorang pengendang yang baik, tidak cukup dengan trampil bermain saja, namun juga harus memiliki kecerdasan. Keterampilan seorang pengendang akan nampak pada penguasaan teknik bermain yang meliputi penguasaan tempo, dinamika, motif dan lain sebagainya.
Ada dua hal yang ingin dibahas dalam tulisan ini yaitu: pertama “astawindu” dan kedua “wewindon”. Pertama, asta windu sebagai babon dalam teori kekendangan di Bali masih belum dipahami secara luas maupun secara teknis dijadikan landasan teori untuk meletakkan dasar-dasar estetik dalam permainan kendang Bali. Kedua, dari teori asta windu akhirnya berkembang pemikiran tentang wewindon sebagai suatu motif, bagian substansial dari asta windu, untuk mengidentifikasi teori-teori kekendangan yang lain. Untuk mencermati kedua permasalahan di atas anak dianalisa gegebug kendang (drumming patern) Tabuh 3 Pengawak Lasem, Palegongan.
Actions (login required)
|
View Item |