ISI Denpasar | Institutional Repository

Nilai Estetik Dari Patung Tradisi

Gede , Martana Eka Saputra Saputra (2011) Nilai Estetik Dari Patung Tradisi. Artikel Bulan Juni (2011), 2 (6). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Nilai Estetik Dari Patung Tradisi) - Published Version
Download (81kB) | Preview

Abstract

Kita tahu bahwa patung tradisi bali sangat unik dan menarik untuk dijadikan sumber artikel yang akan dibuat ini, karna pada patung ini tersimpan berbagai pertanyaan dari yang menikmatinya. Di desa Seraya Singapadu terkenal dengan kerajinan yang terbuat dari batu atau pun dari paras. Patung-patung tradisi ini banyak kita jumpai didaerah Seraya Singapadu, patung-patung ini banyak dijual dipingiran jalan daerah Seraya Singapadu. Patung patung yang dibuat banyak mengambil bentuk bentuk tradisi bali pada umumnya, ukurannya juga bervariasi. Di kios Ibu Jiwi di Jalan Seraya Singapadu. Selain itu ada beberapa nilai estetik yang dapat diambil dari bentu patung tradisi ini yaitu berupa awalan dari patung ini dari bentuk kisah pewayangan punakawan yang terkenal Di tengah relief dan topografi pulau Bali. Dimasa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berfikir manusia, maka patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan hanya sebagai karya seni yang memiliki daya tarik bagi peminatnya terutama patung tradisi ini. Fenomena pemberhalaan patung ini terjadi pada agama-agama atau kepercayaan-kepercayaan yang politheisme seperti terjadi di Arab sebelum munculnya agama samawi. Lihat juga arca. Mungkin juga dalam Hindu kuno di India dan Nusantara, dalam agama Buddha di Asia, Konghucu, kepercayaan bangsa Mesir kuno dan bangsa Yunani kuno. Hal ini membuktikan bahwa patung tradisi memiliki nilai estetik dalam perkembangan jaman, Budaya mematung di Bali sudah ada sejak zaman primitif, jauh sebelum kedatangan para pendeta India yang membawa agama Hindu masuk ke Bali pada abad pertama Masehi. Dahulu, penduduk asli Bali menganut agama politeisme yang memuja banyak dewa, dan mereka biasa mengukir patung untuk pemujaan. Ketika agama Hindu datang ke Bali, maka budaya ukiran dan patung semakin berkembang pesat. Di Bali, hingga kini, dapat kita temui patung dan ukiran di segala tempat: mulai dari patung penjaga rumah, altar pemujaan, elemen ukiran di setiap sudut rumah, hingga gambar epik Ramayana atau Mahabharata.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 29 Jul 2011 05:51
Last Modified: 29 Jul 2011 05:51
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/953

Actions (login required)

View Item View Item