ISI Denpasar | Institutional Repository

Seni Dalam Kehidupan Sosial di Kota Mataram

I Gede, Yudarta (2011) Seni Dalam Kehidupan Sosial di Kota Mataram. Artikel Bulan Juni (2011), 2 (6). p. 1.

[img]
Preview
PDF (Seni Dalam Kehidupan Sosial di Kota Mataram) - Published Version
Download (106kB) | Preview

Abstract

Fenomena umum menandakan bahwa masyarakat Bali baik secara individu maupun berkelompok, dimanapun mereka berada dan bertemu akan berinteraksi, berkomunikasi atau berhubungan secara intens. Apalagi keberadaan mereka dalam kelompok yang besar kebersamaan, sifat gotong royong dan kerja sama, menjadi bagian dari kehidupan sosial mereka. Salah satu dari berbagai media komunikasi yang dipergunakan dalam kehidupan sosial adalah melalui kesenian Sebagaimana dikatakan Sumandyo Hadi (2000:332) seni menyandang fungsi sosial yaitu yang bersifat manusiawi, karena hakekat seni adalah untuk dikomunikasikan, berarti untuk dinikmati, ditonton, didengar,atau diresapkan. Kehadiran seni mencakup tiga faktor yang saling berhubungan yakni si pencipta, karya seni, dan pengamat atau penonton. Ketiga faktor itu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Terkait dengan penjelasan tersebut, masyarakat selaku penikmat seni merupakan salah satu faktor yang juga penting dalam menjaga kelestarian dan perkembangan seni itu sendiri. Dalam konteks ini, masyarakat dapat memanfaatkan seni dalam berbagai aktivitas sosialnya. Kesenian sering dipergunakan sebagai sarana untuk penggalian dana-dana untuk pembangunan, sebagai sarana hiburan, serta memeriahkan berbagai acara seperti pernikahan, bayar kaul, syukuran dan acara lain yang lebih bersifat non religius. Dalam kehidupan sosial kesenian sering dipergunakan sebagai sarana untuk mempererat hubungan individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok baik dalam lingkup yang kecil hingga ruang lingkup yang lebih luas. Di Mataram kesenian Bali ternyata memiliki fungsi yang sangat penting dalam mempererat hubungan antara masyarakat Bali dengan masyarakat Sasak. Pelaksanaan upacara Perang Topat di Pura Lingsar dapat dijadikan indikator eratnya hubungan kekerabatan antara masyarakat Bali dengan masyarakat Sasak. Bahkan di kalangan masyarakat Sasak kesenian Bali mendapat tempat tersendiri dimana hal ini dapat dibuktikan adanya sekaa-sekaa Gong Kebyar seperti sekaa Gong Mekar Jaya di dusun Dasan Montor dan Sekaa Gong Kebon Ayu di Desa Kebon Ayu yang anggotanya dari kalangan masyarakat Sasak. Demikian pula sebaliknya, I Komang Kantun dari dusun Rendang Bajur salah seorang seniman yang nota bene orang Bali sangat menguasai budaya dan kesenian Sasak sehingga dalam beberapa karyanya sangat kental dengan budaya Sasak bahkan kini beliau adalah seorang dalang dari wayang sasak.

Item Type: Article
Subjects: N Fine Arts > NX Arts in general
Divisions: Publication Unit > Article
Depositing User: Users 2 not found.
Date Deposited: 29 Jul 2011 05:51
Last Modified: 29 Jul 2011 05:51
URI: http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/959

Actions (login required)

View Item View Item